Walikota Bima Arya Bicara Lockdown, Benarkah Kesempatan Emas Kita Telah Berlalu?

Fitri Tamara 0

Pada triwulan awal pandemi di bumi pertiwi, Kota Bogor dirundung duka. Sang Walikota, Bima Arya, positif mengidap COVID-19 dan sempat menjalani isolasi di RSUD Kota Bogor. Kini, putra perwira polisi yang merupakan jebolan Universitas di Australia tersebut mengemukakan pendapatnya tentang Indonesia dan wabah berkepanjangan ini.

Menurut Bima, kalau saja saat kasus masih belum terlalu tinggi Presiden Joko Widodo sudah melakukan Lock Down, perkembangannya tidak akan  seperti ini. “Kalau saja enam bulan lalu, lima bulan lalu, atau tiga bulan pertama serempak presiden sampaikan nomor satu kesehatan, kita lockdown semua, luar biasa itu,”

Jika pemutusan dilakukan ketika wabah baru masuk, maka prosesnya tidak serumit ketika sudah semasif sekarang. “Menurut saya begitu, tapi better late than never, artinya sekarang yang diperlukan adalah kewenangan protokol kesehatan,” tegasnya.

Ada pernyataan menarik dari pemikiran Bima, bahwa pemerintah telah melewatkan momen emas untuk memutus mata rantai Covid-19. Menurutnya itu harusnya terjadi berbulan-bulan yang lalu.

Banyak jawaban dan pertimbangan dari pemerintah untuk menanggapi Wakil Ketua Umum PAN tersebut. Terutama ditilik dari faktor ekonomi – dimana Pemerintah pasti berusaha menjaga perekonomian agar tidak anjlok, disamping resiko untuk menerapkan Lockdown pasti harus diimbangi dengan kesanggupan negara memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

Belum lagi agenda-agenda tertentu atau menjaga relationship dengan pihak yang sudah menjalin hubungan penting dengan negara kita. Seperti yang dikatakan oleh Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio, sejak awal Covid-19 terdeteksi di Indonesia, dia sudah request Kementerian Perhubungan untuk menutup bandara dari penerbangan internasional khususnya Tiongkok.

Namun, usulan tersebut ditolak, dengan alasan 40 persen turis yang datang berasal dari Tiongkok. Hal-hal seperti itu yang membuat kalimat-kalimat idealis terasa sulit untuk dilakukan.

Jika dibilang Kesempatan Emas negeri ini untuk lolos dari jeratan Covid-19 telah lewat, maka jawabannya adalah mungkin benar, mungkin juga salah. Kita masih bisa lolos, asalkan penerapan ke depan dilakukan total dan tidak lagi setengah-setengah. Tapi ada tiga problem yang mengancam : front-liner kita sudah kelelahan, masyarakat sudah semakin abai dan bosan untuk usaha final push, lalu terakhir tentu saja – ekonomi sudah kita diambang kejatuhan.

 

 

Tags:

Fitri Tamara

Hobi menulis, suka dengan pembahasan teknologi dan aplikasi smartphone. Sempat menjadi penulis untuk sejumlah website, dan kini menjadi kontributor di Ulasku.Com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *